KIMIA
LAPORAN
PRAKTIKUM
“PENGELOMPOKKAN ASAM LEMAH, ASAM KUAT, BASA LEMAH, DAN BASA
KUAT BERDASARKAN HARGA PH”

OLEH :
KELOMPOK
7
KELAS XI
MIPA 3
1.
VENSKA
LALIHATU (32)
2.
WIJAYA
TERRY MULIADY (33)
3.
YUSMARLIANA
USMAN (34)
4.
ZULFIANA
ROSA (35)
5.
NURUL KHOFIFAH (36)
6.
NATASHA
CAHYA M.S (37)
SMA
NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbialamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kelompok 7 dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pengelompokkan Asam Lemah, Asam Kuat, Basa Lemah, Dan Basa Kuat
Berdasarkan Harga pH”
Dalam
penyusunannya, kelompok 7 memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang
tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberi dukungan, kasih, dan
keperayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.
Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Watampone, 31 Januari 2017
Kelompok 7
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B.
Tujuan 2
C.
Waktu dan Tempat 2
BAB II KAJIAN TEORI 3
A. Teori Asam-Basa 3
B.
Kekuatan Asam-Basa 3
C.
Derajat Keasaman
(pH) 5
D.
Indikator 5
E. Pengukuran pH Larutan dengan Indikator 6
BAB III METODE KERJA 8
A.
Alat dan Bahan 8
B.
Langkah Kerja 11
C.
Hasil Pengamatan 12
D.
Pertanyaan dan Jawaban 16
BAB IV PENUTUP 18
A.
Kesimpulan 18
B.
Saran 18
DOKUMENTASI 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kekuatan asam basa dapat dibandingkan
berdasarkan harga pH-nya. Senyawa asam akan semakin kuat jika memiliki pH
semakin kecil. Sebaliknya, senyawa basa akan semakin kuat jika memiliki pH
semakin besar.
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang
sangat penting. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam
(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling
menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat
dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung
asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit.
Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya
adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk
memisahkan emas dan perak. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan
dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan netral.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat
ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih
kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan
netral mempunyai ph = 7.
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan
sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa.
Biasanya cara yang digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan adalah
dengan menggunakan indikator. Indikator tersebut antara lain kertas lakmus,
larutan fenolftalein, brom timol biru, metil merah, serta metil orange.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan
dan manusia dalam mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan
menggunakan indikator universal atau kertas indikator pH, menggunakan pH meter,
menggunakan kertas lakmus ataupun melalui perhitungan dengan mengetahui konsentrasi
suatu larutan tersebut.
B.
Tujuan
Untuk
membedakan asm lemah dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat yang
konsentrasinya sama menggunakan indicator universal dan pH-meter.
C.
Waktu
dan Tempat
§ Waktu
Hari/Tanggal : Selasa, 31 Januari 2017
Pukul :
08.45 – 10.15
§ Tempat :
Laboratotium Kimia SMA Negeri 1
Watampone
BAB II
KAJIAN
TEORI
A.
Teori Asam-Basa
1.
Teori Arrhenius
Menurut
Arrhenius, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+. Misalnya HCl.
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
Sementara itu,
basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan terionisasi
menghasilkan ion OH-. Misalnya NaOH
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
2. Teori Bronsted-Lowry
Menurut teori Bronsted-Lowry zat pemberi
proton (donor proton) disebut asam dan zat penerima proton (akseptor proton)
disebut basa.
Maka suatu asam
setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asamnya. Demikian
pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari
basanya. Dengan demikian, dalam teori asam-basa ini dikenal istilah “pasangan
asam-basa” atau “asam-basa konjugasi”.
3. Teori Lewis
Menurut Lewis,
basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang
dapat diberikan kapada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi.
Sementara itu, asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut
atau akseptor elektron.
B. Kekuatan
Asam-Basa
1. Derajat
Ionisasi, Tetapan Kesetimbangan, dan Konsentrasi Asam-Basa
a. Asam Kuat
Asam kuat ialah asam yang dalam
larutannya (dalam pelarut air) terionisasi atau terurai sempurna (α = 1)
menghasilkan ion H+. Konsenrasi ion H+ dalam larutan asam
kuat dinyatakan dengan:
[H+] = M × a
b. Asam Lemah
Asam lemah ialah asam yang dalam
larutannya (dalam pelarut air) terionisasi sebagian dalam air (0 < α < 1)
menghasilkan ion hidrogen atau ion H+.
Asam lemah mempunyai harga Ka
kecil. Semakin kecil harga α asam lemah, semakin kecil pula harga Ka-nya.
Oleh karena harga α untuk asam
lemah sangat kecil maka (1 – α) dianggap sama dengan 1, sehingga:
α =
Menurut reaksi kesetimbangan di
atas, konsentrasi ion H+ = α × M dan α =
, maka
[H+] = α × M =
[H+] =
c. Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang dalam
air terionisasi sempurna (α = 1). Konsenrasi ion H+ dalam larutan
asam kuat dinyatakan dengan:
[OH-] = M × b
d. Basa Lemah
Basa lemah ialah basa yang
terionisasi sebagian dalam air (0 < α < 1). Basa lemah memiliki harga Kb
sangat kecil.
Oleh karena basa lemah sangat
kecil maka (1 - α) dianggap sama dengan 1, sehingga:
α =
menurut reaksi kesetimbangan
tersebut, konsentrasi ion OH- = α × M dan α =
, maka
[OH-] = α × M =
[OH-] =
Semakin kecil α, semakin kecil
pula harga Kb sehingga [OH-] juga semakin kecil.
2. Ionisasi Air
Air murni
merupakan elektrolit yang sangat lemah karen bisa terionisasi menjadi
ion-ionnya menurut reaksi kesetimbangan.
H2O → H+ +
OH-
Harga konstanta (tetapan)
kesetimbangan untuk reaksi ionisasi air di atas yaitu.
Kw = [H+] [OH–] = 10-14
C. Derajat Keasaman (pH)
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu
larutan, pada tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen mengusulkan istilah pH, mengacu
ke “potensial hidrogen”. Ia mendefinisikan pH sebagai negatif dari logaritma [H+].
pH = -log [H+]
pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif. Semakin besar
konsentrasi ion H+, pH akan semakin kecil. Karena
bilangan dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda
sebesar n mempunyai perbedaan konsentrasi ion H+ sebesar 10n.
Analog dengan diatas, maka :
pOH = -log [OH–]
Hubungan antara pH dan pOH diturunkan dari tetapan kesetimbangan air (Kw).
Kw = [H+] [OH–]
-log Kw = -log ([H+] [OH–]) = (-log [H+]) (-log [OH–])
pKw = pH + pOH
Apabila pada suhu, Kw = 10-14 atau pKw = 14 maka.
pKw = pH + pOH = 14
1.
Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.
2.
Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
3.
Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.
D. Indikator
Indikator asam-basa adalah alat yang dapat memberikan kisaran/trayek perubahan
pH. Indikator asam-basa digunakan untuk menentukan sifat
keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan netral mempunyai Ph = 7, dan larutan basa mempunyai pH > 7. Semua indikator asam-basa merupakan asam lemah atau basa lemah
yang dapat memperlihatkan perbedaan warna didalam larutan asam atau basa.
Trayek perubahan warna adalah batasan pH di mana terjadi perubahan warna
indikator. Indikator yang berbeda mempunyai trayek perubahan warna yang
berbeda. Sebuah indiKator biasanya hanya menunjukan sebuah rentang pH tertentu
dan tidak menunjukkan sebuah nilai pH yang pasti. Karenanya, diperlukan indiKator lain untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji.
Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan pH yang diteliti tidak
terlalu dipikirkan. Namun, pengukuran pH
yang paling tepat dilakukan adalah dengan alat ukur yang disebut pH meter.
Tidak semua indikator berubah warnanya pada pH yang sama. Perubahan warna
indikator bergantung pada [H+] dalam larutan keasaman atau kebasaan
suatu larutan.
E.
Pengukuran pH Larutan dengan Indikator
1. Kertas Lakmus
Salah satu indikator yang sering digunakan yaitu
kertas lakmus. Kertas lakmus dapat membedakan asam dan basa. Ada dua jenis
kertas lakmus yang berbeda warna pada larutan asam dan basa, yaitukertas lakmus
merah dan biru. Jika warna kertas lakmus merah, maka perubahan warna pada
larutan asam menjadi merah. Sedangkan perubahan warna pada larutan basa menjadi
biru. Adapaun warna kertas lakmus biru, maka perubahan warna pada larutan asam
menjadi merah. Sedangkan perubahan warna pada larutan basa menjadi biru.
2. Larutan Indikator
Larutan indikator yang digunakan di laboratorium
yaitu metil merah, metil orange, bromtimol biru, dan fenolftalein. Indikator
tersebut mampu memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.
3. Indikator Universal
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa
jenis indikator. Setiap komponen indikator universal akan memberikan warna
tertentu yang terkait dengan nilai pH tertentu. Indikator universal tersedia
dalambentuk larutan dan kertas. Indikator universal mampu menunjukkan tingkat
keasaman dan kebasaan suatu larutan. Cara menggunakan indikator universal
dengan mencocokkan warna pada kertas indikator yang telah dicelupkan pada
larutan dengan warna standar yang tertera pada kemasan kertas indikator. Perubahan warna kertas indikator tersebut dicocokkan
dengan tabel warna yang mempunyai trayek pH dari 0 sampai 14.
4. pH Meter
pH meter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memberikan nilai pH dengan
ketelitian tinggi. pH meter
memiliki elektroda yang sensitif terhadap konsentrasi ion [H+] dalam larutan.
Sebelum digunakan, elektroda tersebut harus dikalibrasi dengan cara dicelupkan
ke dalam larutan standar yang pH-nya sudah diketahui.
BAB III
METODE
KERJA
A.
Alat dan
Bahan
Gelas
beker
Gelas
ukur
Pipet
tetes
Indikator
universal
Akuades
Larutan
HCl 0,1 M
Larutan
H2SO4
0,1 M
Larutan CH3COOH
0,1 M
Larutan
NaOH 0,1 M
Larutan
NH4OH 0,1 M
B.
Cara
Kerja
1.
Siapkan 7 buah gelas beker, beri nomor 1-7. Masukkan
tiap-tiap larutan sebanyak 10 mL ke dalam gelas beker 1-7.
2.
Ujilah harga pH larutan HCl dengan mencelupkan kertas
indicator universal ke dalam larutan sehingga diperoleh warna tertentu lalu
cocokkan dengan deretan warna dalam kemasan yang menunjukkan harag pH. Catat
perkiraan harga pH berdasarkan pengamatan tersebut.
3.
Lakukan kembali kegiatan untuk larutan H2SO4
, CH3COOH, NaOH, KOH, dan NH4OH.
C. Hasil
Pengamatan
No.
|
Nama Larutan
|
Perkiraan
pH
|
1.
|
Larutan HCl
|
1
|
2.
|
Larutan H2SO4
|
1
|
3.
|
Larutan CH3COOH
|
4
|
4.
|
Larutan NaOH
|
13
|
5.
|
Larutan KOH
|
-
|
6.
|
Larutan
NH4OH
|
9
|
7.
|
Akuades
|
7
|
Pembahasan :
1.
Larutan HCl 0,1 M
[H+] = M . a
= 0,1 . 1
= 10-1
pH = - log [H+]
= - log 10-1
= 1
2.
Larutan H2SO4 0,1 M
[H+] = M . a
= 0,1 . 2
= 2 . 10-1
pH = - log [H+]
= - log 2 . 10-1
= 1- log -2
= 1- 0,3
= 0,7
= 1
3.
Larutan CH3COOH 0,1 M
Ka
= 1,76 . 10-5
[H+] =
=
=
= 1,33 . 10-3
pH = - log [H+]
= - log 1,33 . 10-3
= 3,3 – log
1,33
= 3 – 0,12
= 2,88
= 3
4. Larutan NaOH
0,1 M
[OH-]= M . b
= 0,1 . 1
= 10-1
pOH = - log [OH-]
= - log 10-1
= 1
pH` =
14 – pOH
= 14 – 1
= 13
5.
Larutan NH4OH 0,1 M
Kb = 1,8 . 10-5
[OH-]=
=
=
=
1,34 . 10-3
pOH=
- log [OH-]
= - log 1,34 . 10-3
= 3,3 – log 1,34
pH = 14 –
pOH
= 14 – (3,3 – log 1,34)
= 11 – 0,13
= 10,87
= 11
6.
Akuades
(H2O)
Kw = 10-14
[H2O]=
=
= 10-7
pH = - log [H2O]
= - log 10-7
= 7
D. Pertanyaan dan Jawaban
§ Pertanyaan
1.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, tuliskan perkiraan pH
masing-masing larutan tersebut !
2.
Urutkan kekuatan asam dan basa larutan-larutan yang
konsentrasinya sama tersebut berdasarkan harga pH-nya !
§ Jawaban
1.
No.
|
Nama Larutan
|
Perkiraan
pH
|
1.
|
Larutan HCl
|
1
|
2.
|
Larutan H2SO4
|
1
|
3.
|
Larutan CH3COOH
|
4
|
4.
|
Larutan NaOH
|
13
|
5.
|
Larutan KOH
|
-
|
6.
|
Larutan
NH4OH
|
9
|
7.
|
Akuades
|
7
|
2.
No.
|
Nama Larutan
|
Konsentrasi
|
Nilai pH Indikator Universal
|
Keterangan
|
1.
|
HCl
|
0,1 M
|
1
|
Asam Kuat
|
2.
|
H2SO4
|
0,1 M
|
1
|
Asam Kuat
|
3.
|
CH3COOH
|
0,1 M
|
4
|
Asam Lemah
|
4.
|
Akudes
|
|
7
|
Netral
|
5.
|
NH4OH
|
0,1 M
|
9
|
Basa Lemah
|
6.
|
NaOH
|
0,1 M
|
13
|
Basa Kuat
|
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Larutan yang bersifat asam adalah HCl, H2SO4, dan CH3COOH. Yang termasuk asam kuat yaitu larutan HCl dan H2SO4 sedangkan yang
termasuk asam lemah yaitu larutan CH3COOH. Larutan tersebut
termasuk asam sebab warna indikator universal yang tampak berada di trayek
asam.
2. Larutan yang bersifat basa adalah NaOH dan NH4OH. Yang termasuk
basa kuat yaitu larutan NaOH sedangkan yang
termasuk basa lemah yaitu larutan NH4OH. Larutan tersebut
termasuk basa sebab warna indikator universal yang tampak berada di trayek
basa.
3. Larutan H2SO4, NaOH, dan NH4OH
tidak sesuai dengan harga pH sebenarnya. Sebab, H2SO4 0,1
M sebenarnya memiliki pH 1, NaOH 0,1 M sebenarnya memiliki pH 13, dan NH4OH
memiliki pH 11. Hal tersebut disebabkan karena penempatan kertas indikator yang
digunakan tidak tepat letaknya, sehingga menyebabkan ketidaksesuaian pH yang
sebenarnya.
4. Indikator universal tidak memberikan trayek pH yang
akurat. Oleh karena itu, pH-meter lebih dianjurkan dalam mengukur pH sebab
memiliki ketelitian yang cukup akurat.
5. Berdasarkan hasil telaah buku dan diskusi kelompok kami
maka:
Ø Asam kuat = pH ≤ 2
Ø Asam lemah = pH 3 – 6
Ø Netral = pH
Ø Basa lemah = pH 8 – 11
Ø Basa kuat = pH 12 -14
B.
Saran
§ Dalam melakukan praktikum, kita harus
menggunakan jas laboratorium sebagai pelindung agar tidak mengotori pakaian dan
lain-lain.
§ Dalam melakukan praktikum seperti di atas, alat
dan bahan yang digunakan harus dipastikan dalam keadaan bersih agar tidak
memengaruhi hasil yang diperoleh nantinya.
§ Dalam menggunakan alat-alat laboratorium harus
berhati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
The best casinos with slots games - drmcd
ReplyDeleteBest casinos 전라남도 출장안마 with slots games. · Best casino with free spins no deposit · Best 부산광역 출장안마 casino with free spins no deposit · 대전광역 출장안마 Best casino with 계룡 출장마사지 free spins no 군포 출장샵 deposit