Sunday, October 15, 2017

LAPORAN PRAKTIKUM “PEMBUATAN SOL PERAK KLORIDA (AgCl)”



KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN SOL PERAK KLORIDA (AgCl)
OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS XI MIPA 3
1.       VENSKA LALIHATU                     (32)
2.       WIJAYA TERRY MULIADY                        (33)
3.       YUSMARLIANA USMAN               (34)
4.       ZULFIANA ROSA                          (35)
5.       NURUL KHOFIFAH                                   (36)
6.       NATASHA CAHYA M.S                 (37)

SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PEMBUATAN PERAK KLORIDA (Agcl)
Hari/Tanggal      : Rabu, 31 Mei 2017
Tempat             : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Watampone
Waktu               : Pukul 08.45 – 10.15 WITA
A.     Tujuan
Kegiatan eksperimen ini bertujuan untuk membuat koloid sol AgCl dengan cara kondensasi.
B.     Dasar Teori
Seperti yang diketahui, campuran dibedakan menjadi dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Di antara campuran homogen dan heterogen, terdapat sistem campuran yang disebut sistem koloid.
1.     Sistem Dispersi
Sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur secara merata. Pada umumnya, zat terlarut yang jumlahnya sedikit disebut fase terdispersi, sedangkat zat pelarut yang jumlahnya banyak disebut medium pendispersi.
Berdasarkaan ukuran fase terdispersinya, sistem dispaersi dibedakan menjadi tiga, yaitu larutan sejati atau dispersi molekuler, koloid, dan suspensi kasar.
a.     Larutan Sejati
Larutan sejati adalah campuran homogen antara zat padat atau cair sebagai fese terdispersi dengan medium pendispersi air atau pelarut organik lain, seperti benzena dan n-heksana.
b.    Koloid
Koloid adalah campuran homogen antara fase terdispersi dan medium pendispersi, tapi fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler, melainkan gabungan dari beberapa molekul.
c.     Suspensi
Suspensi atau disebut juga suspensi kasar merupakan campuran heterogen antara fase terdispersi dalam medium pendispersi.
2.     Sistem Koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi delapan tipe, yaitu busa, busa padat, aerosol cair, aerosol padat, emulsi, emulsi padat, sol, dan sol padat.
No
Nama Koloid
Medium Pendispersi
Fase Terdispersi
Contoh
1.
Buih atau busa
Cair
Gas
Buih sabun/sampo, deterjen, krim kocok, ombak dan limun.
2.
Buih padat/busa padat
Padat
Gas
Batu apung, spon atau busa, lava, dan biskuit.
3.
Aerososl cair
Gas
Cair
Kabut, awan, pengeras rambut, dan parfum semprot.
4.
Aerosol padat
Gas
Padat
Asap, debu di udara, dan buangan knalpot.
5.
Emulsi cair
Cair
Cair
Susu, santan, es krim, minyak ikan, dan mayones.
6.
Emulsi padat
Padat
Cair
Keju, mentega, mutiara, pengembang kue, jeli, dan selai.
7.
Sol (gel)
Cair
Padat
Sol emas, sol belerang, cat, tinta, kanji, losion, dan protoplasma.
8.
Sol padat
Padat
Padat
Paduan logam, kaca berwarna, gelas warna, intan, dan tanah.

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa sistem koloid banyak berhubungan dengan proses di alam.
3.     Sifat-Sifat Koloid
Oleh karena berbeda dari larutan dan suspensi, koloid mempunyai sifat-sifat khusus. Adapun, sifat-sifat koloid adalah.
a.     Efek Tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahay oleh partikel koloid. Contoh efek tyndall dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada peristiwa berikut.
1)    Sorot lampu proyektor di gedung bisokop akan tampak jelas ketika ada asap rokok sehingga gambar film yang ada di layar menjadi tidak jelas.
2)    Sorot lampu mobil pada malam hari yang berdebu, berasap, atau berkabut akan tampak jelas.
3)    Berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut akan tampak jelas.
4)    Terjadinya warna biru di langit pada siang hari dan merah tau jingga di langit pada saat matahari terbenam di ufuk barat.
b.    Gerak Brown
Gerak brown adalah gerak caka partikel koloid dalam mediuum pendispersinya. Contoh, apabila kita mandiamkan susu untuk beberapa lama, kita tidak akan mendapati endapan. Hal ini disebabkan adanya gerak terus menerus secara acak yang dilakukan oleh partikel-partikel susu.
c.     Muatan Listrik pada Partikel Koloid
Partikel-partikel koloid bermuatan listrik, ada yang positif dan ada yang negatif. Adapun muatan listrik pada koloid adalah.
1)     Elektroforesis
2)     Adsorpsi
3)     Koagulasi
4)     Koloid pelindung
5)     Dialisis
6)     Koloid liofib dan liofob
4.     Pembuatan Koloid
Suatu larutan dan suspensi dapat dibuat menjadi koloid dengan cara-cara tertentu. Sistem koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Koloid juga dapat dibuat dengan cara menghaluskan ukuran partikel suspensi kasar menjadi berukuran partikel koloid. Cara ini dinamakan dispersi.
a.     Cara Kondensasi
Partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa atom atau ion dapat diubah menjadi partikel-partikel berukuran koloid dengan cara kondensasi. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika.
1)     Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi yang terjadi antara garam dengan air. Reaksi ini digunakan pada pembuatan sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air mendidih. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
FeCl3(aq) + 3H2O(l)           Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
2)     Reaksi Pemindahan/Substitusi
Beberapa contoh koloid yang dibuat melalui reaksi substitusi antara lain sol AgCL, sol belerang, dan sol As2S3.
a)     Pembuatan Sol AgCl
Sol AgCL dibuat dengan mereaksikan larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida. Reaksi yang terjadi:
AgNO3(aq) + NaCl(aq)         AgCl(s) + NaNO3(aq)
b)     Pembuatan Sol Belerang
Sol belerang dapat dibuat dengan menambahkan HCL ke dalam larutan Na2S2O3. Reaksinya sebagai berikut:
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq)         S(s) + 2NaCl(aq) + H2So3(aq)
c)     Pembuatan Sol As2S3
Sol As2S3 diperoleh dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan asam arsenit (H3ASO3) melalui reaksi substitusi. Reaksi yang terjadi:
2H3AsO3(aq) + 3H2S(g)          As2S3(s) + 6H2O(l)
3)     Reaksi Redoks
Pembuatan koloid melalui reaksi redoks diterapkan dalam pembuatan sol belerang dan sol emas.
a)     Pembuatan Sol Belerang
Pembuatan sol belerang melalui reaksi redoks dilakukan dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2 sehingga diperoleh larutan jenuh. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
2H2S(aq) + SO2(aq)           3S(s) + 2H2O(l)
b)     Pembuatan Sol Emas
Sol emas (Au) dibuat dengan mereduksi larutan garamnya melalui reduktor nonelektrolit, misalnya formaldehid. Reaksinya sebagai berikut:
2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq) + 3H2o(l)      2Au(s) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq)
4)     Penggantian Pelarut
Pembuatan koloid dengan cara penggantian pelarut antara lain digunakan dalam membuat sol belerang, gel kalsium asetat, dan sol damar.
a)     Sol Belerang
Sol belerang dalam air dapat dibuat dengan melarutkan belerang ke dalam alkohol sehingga larutan menjadi jenuh. Selanjutnya, larutan jenuh yang terjadi diteteskan ke dalam air sedikit demi sedikit.
b)     Gel Kalsium Asetat
Gel kalsium asetat dibuat dengan memasukkan larutan kalsium asetat jenuh ke dalam alkohol sehingga terbentuk gel.
c)     Sol Damar
Pembuatan sol damar dilakukan dengan cara melarutkan damar dalam alkohol sehingga diperoleh larutan jenuh, kemudian menambahkan air ke dalam larutan tersebut.
5)     Pengembunan Uap
Sol raksa (Hg) dapat dibuat dengan menguapkan raksa. Setelah itu, uap raksa ini dialirkan melalui air dingin hingga akhirnya diperoleh sol raksa.
b.    Cara Dispersi
Koloid dibuat secara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel dari suspensi kasar menjadi partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid secara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik, busur bredig, peptisasi, dan homogenisasi.
1)     Cara Mekanik
Dengan cara mekanik, sistem koloid dapat dibuat dengan cara penggerusan partikel-partikel kasar menjadi partikel halus. Setelah itu didispersikan ke dalam medium pendispersi. Pada umumnya, ke dalam sistem koloid yang terjadi ditambahkan zat penstabil yang berupa koloid pelindung. Zat penstabil ini berfungsi mencega terjadinya penggumpalan kembali, misal pada pembuatan sol belerang.
2)     Cara Busur Bredig
Pembuatan koloid melalui busur bredig adalah cara membuat partikel-partikel fase terdispersi berukuran partikel koloid menggunakan loncatan bunga api listrik.
3)     Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi dapat dilakukan dengan memecah molekul-molekul besar dari sistem suspensi kasar menjadi partikel-partikel koloid dengan menambahkan larutan elektrolit.
4)     Cara Homogenisasi
Homogenisasi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat suatu zat menjadi homogen dan berukuran partikel koloid.



5.     Peranan Koloid dalam Kehidupan
Tanpa disadari, sistem koloid selalu mewarnai setiap bidang kehidupan. Mulai dari sekedar peristiwa yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Manusia seringkali harus mengubah suatu bahan bukan koloid menjadi bahan koloid agar dapat memanfaatlannya.
Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan dan berperan penting dalam berbagai bidang seperti industri, kedokteran, makanan, dan pertanian. Hal ini dikarenakan koloid memiliki sifat dan karakteristik yang unik, yaitu mampu mencampurkan zat-zat yang tidak saling melarutkan secara homogen. Selain itu, koloid juga bersifat stabil untuk produksi skala besar sehingga tidak menurunkan kualitas produk.
C.     Alat dan Bahan
1.       Tabung reaksi
2.       Pipet tetes
3.       Gelas ukur
4.       Larutan AgNO3 0,1 M sebanyak 5 tetes
5.       Larutan HCl 1 M sebanyak 5 mL
D.     Langkah Kerja
1.       Masukkan larutan HCl 5 mL ke dalam tabung reaksi.
2.       Tambahkan 5 tetes AgNO3 secara perlahan-lahan sehingga terbentuk koloid.

E.      Pertanyaan
1.       Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!
2.       Mengapa cara pembuatan sol AgCl termasuk cara kondensasi? Jelaskan !

F.      Pembahasan
1.       Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut adalah
AgNO3 + HCl          AgCl + HNO3
2.       Cara pembuatan sol AgCL termasuk cara kondensasi karena yang awalnya larutan tersebut berwarna bening yang keruh, namun setelah larutan HCl ditetesi larutan AgNO3 sebanyak 5 tetes warna larutan beubah menjadi warna putih dan tekstyrnya berlendir. Hal ini menunjukkan yang awalnya kedua larutan termasuk larutan sejati yang memiliki partikel kecil ketika dicampurkan partikelnya membesar dan menjadi koloid. Sedangkan pembuatan koloid dengan memperbesar partikelnya termasuk ke dalam cara kondensasi.
G.     Kesimpulan
Koloid adalah campuran homogen antara fase terdispersi dan medium pendispersi, tapi fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler, melainkan gabungan dari beberapa molekul. Sistem koloid dapat dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan sejati menjadi berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Cara kondensasi dapat dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 dan larutan HCl sehingga menghasilkan sol AgCl dan HNO3. Cara pembuatan sol AgCL termasuk cara kondensasi karena yang awalnya larutan tersebut berwarna bening yang keruh, namun setelah larutan HCl ditetesi larutan AgNO3 sebanyak 5 tetes warna larutan beubah menjadi warna putih dan tekstyrnya berlendir. Hal ini menunjukkan yang awalnya kedua larutan termasuk larutan sejati yang memiliki partikel kecil ketika dicampurkan partikelnya membesar dan menjadi koloid. Sedangkan pembuatan koloid dengan memperbesar partikelnya termasuk ke dalam cara kondensasi.