KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM
“MENGIDENTIFIKASI ADANYA UNSUR C DAN H DALAM SENYAWA KARBON”
OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS XI MIPA 3
1.
VENSKA LALIHATU
2.
WIJAYA TERRY MULIADY
3.
YUSMARLIANA USMAN
4.
ZULFIANA ROSA
5.
NURUL KHOFIFAH
6.
NATASHA CAHYA M.S (IZIN GERAK JALAN)
SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbialamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kelompok 7 dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Mengidentifikasi Adanya
Unsur C Dan H Dalam Senyawa Karbon”
Dalam penyusunannya, kelompok 7 memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang
telah memberi dukungan, kasih, dan keperayaan yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Watampone, 07
Agustus 2016
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………….………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………...…………………iii
BAB I PENDAHULUAN…….……..……………………………………………1
A.
Latar
Belakang……...………..………………………..…………………..1
B.
Tujuan..……………………………………………………………………1
C.
Waktu
dan Tempat…………………………………..……………….……1
BAB II KAJIAN TEORI…………………………………….……………..……..2
A.
Pengertian
Hidrokarbon…………………………………………….……..2
B.
Kakhasan
Atom Karbon…………………………………………………..2
BAB III METODE KERJA……………………...……………………………….4
A.
Alat
dan Bahan………………………………………………………..…..4
B.
Langkah
Kerja………………………………………………………….…7
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………….………11
BAB V PENUTUP……………………………………………………….……...15
A.
Kesimpulan……………………………………………………....………15
B.
Saran……………………………………………………………………..15
DOKUMENTASI………………………………………………………….……16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………..17
Watampone, 08
Agustus 2016
Kelompok 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat
didefinisikanmelalui reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan
hidrogen. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2,
sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan
karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O, dapat kita
lakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran suatu senyawa hidrokarbon
atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan Ca(OH)2 sehingga
terjadi reaksi : , Jika hasil pembakaran dapat mengeruhkan air kapur,
maka itu berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon.
B.
Tujuan
Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui adanya unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa
karbon yang terdapat di sekitar kita misalnya gula dan nasi. Unsur karbon dan
hidrogen dapat diidentifikasi melalui reaksi pembakaran. Siswa harus
berhati-hati saat menggunakan pembakar spirtus dan merangkai peralatan serta
tidak bermain-main dengan api. Ingatkan siswa agar menjepit tabung reaksi
dengan kuat agar tidak jatuh saat dipanaskan. Percobaan ini memerlukan
ketelitian saat mengamati terbentuknya gas hasil pembakaran.
C.
Waktu dan Tempat
§ Waktu
Hari/Tanggal : Rabu, 03 Agustus 2016
Pukul : 08.45 – 10.15
§ Tempat : Laboratotium Kimia SMA Negeri 1 Watampone
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
Hidrokarbon
Hidrokarbon
adalah sejenis senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai
minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan senyawa ini dalam bentuk minyak bumi
yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.Senyawa organik yang hanya terdiri dari
atom hidrogen dan karbon disebut hidrokarbon.Senyawa hidrokarbon dikelompokkan
berdasarkan bentuk rantai dan ikatan yang terdapat pada senyawa tersebut.
Berdasarkan bentuk
rantainya, senyawa hidrokarbon dibagi menjadi hidrokarbon alifatik (rantai
tertutup) dan alisiklik (tertutup).
Berdasarkan
ikatannya, hidrokarbon terbagi menjadi hidrokarbon jenuh ( tidak memiliki
ikatan rangkap) dan tak jenuh (memiliki ikatan rangkap).
Senyawa
hidrokarbon terdiri dari :
Alkana (CnH2n+2)
Alkena (CnH2n)
Alkuna (CnH2n-2)
Alkana (CnH2n+2)
Alkena (CnH2n)
Alkuna (CnH2n-2)
B.
Kekhasan Atom Karbon
Kekhasan Atom Karbon :
1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen :
Atom karbon mempunyai nomor atom 6. Di dalam sistem periodik atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2. Konfigurasi atom karbon adalah sebagai berikut: 6C = 2,4. Berdasarkan konfigurasi tersebut, atom karbon mempunyai 4 elektron terluar (elektron valensi). Agar susunan elektronya stabil sesuai dengan kaidah oktet (mempunyai 8 elektron terluar), atom karbon memerlukan 4 elektron. Sehingga atom karbon dapat membentuk empat buah ikatan kovalen.
2. Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil :
Dalam persenyawaannya, atom karbon membentuk empat pasang elektron ikatan dengan atom-atom lain, sehingga lengkaplah pembentukan oktetnya tanpa adanya pasangan elektron bebas. Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat stabil.
3. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap :
Keempat elektron valensi yang dimiliki oleh atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap, dan ikatan rangkap tiga.
4. Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang :
Kekhasan atom karbon yang tidak dimiliki atom lain adalah kemampuan membentuk rantai yang sangat panjang antar sesama atom karbon. Rantai karbon tersebut dapat lurus dan bercabang.
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikan melalui reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang.
Pengujian atau identifikasi suatu senyawa hidrokarbon dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Reaksi dengan bromin
Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O.
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
2. Reaksi dengan H2SO4 pekat dingin
Hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produk yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4.
CH3–CH =CH–CH3 + H2SO4 → CH3CH2CH(HSO3)CH3
Untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O, pada percobaan kali ini dapat kita lakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran suatu senyawa hidrokarbon atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan Ca(OH)2 sehingga terjadi reaksi. Jika hasil pembakaran membuat air kapur menjadi keruh, maka itu berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon.
1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen :
Atom karbon mempunyai nomor atom 6. Di dalam sistem periodik atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2. Konfigurasi atom karbon adalah sebagai berikut: 6C = 2,4. Berdasarkan konfigurasi tersebut, atom karbon mempunyai 4 elektron terluar (elektron valensi). Agar susunan elektronya stabil sesuai dengan kaidah oktet (mempunyai 8 elektron terluar), atom karbon memerlukan 4 elektron. Sehingga atom karbon dapat membentuk empat buah ikatan kovalen.
2. Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil :
Dalam persenyawaannya, atom karbon membentuk empat pasang elektron ikatan dengan atom-atom lain, sehingga lengkaplah pembentukan oktetnya tanpa adanya pasangan elektron bebas. Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat stabil.
3. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap :
Keempat elektron valensi yang dimiliki oleh atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap, dan ikatan rangkap tiga.
4. Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang :
Kekhasan atom karbon yang tidak dimiliki atom lain adalah kemampuan membentuk rantai yang sangat panjang antar sesama atom karbon. Rantai karbon tersebut dapat lurus dan bercabang.
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikan melalui reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang.
Pengujian atau identifikasi suatu senyawa hidrokarbon dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
1. Reaksi dengan bromin
Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O.
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
2. Reaksi dengan H2SO4 pekat dingin
Hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin. Produk yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4.
CH3–CH =CH–CH3 + H2SO4 → CH3CH2CH(HSO3)CH3
Untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O, pada percobaan kali ini dapat kita lakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran suatu senyawa hidrokarbon atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan Ca(OH)2 sehingga terjadi reaksi. Jika hasil pembakaran membuat air kapur menjadi keruh, maka itu berarti senyawa yang dibakar merupakan senyawa karbon.
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat dan Bahan
Gula putih

Nasi

Air kapur

Penjepit

Tabung reaksi

Gelas beker

Erlenmeyer

Pembakar spiritus

Slang kecil

Sendok makan

Korek api

Gabus

B.
Cara Kerja
1)
Siapkan
tabung reaksi yang bersih dan kering, kemudian masukkan satu sendok makan gula
putih ke dalam tabung reaksi.


2)
Tutup tabung reaksi dengan sumbat
pelubang, kemudian jepit dengan penjepit.

3)
Isi gelas beker dengan air kapur yang
telah diendapkan dan disaring.

4)
Hubungkan tabung reaksi dengan air
kapur menggunakan slang kecil.

5)
Panaskan tabung reaksi dengan pemakar
spiritus.

6)
Amati perbuahan yang terjadi pada air
kapur.

7)
Matikan api pada pembakar spiritus.
Setelah tabung reaksi dingin, buka sumbat pada tabung reaksi dengan hati-hati.

8)
Dengan prosedur yang sama, ulangi
praktikum yang teah Anda lakukan, gantilah gula putih dengan nasi yang telah
dihaluskan. Bandingkan hasil pengamatan sampel gula dengan nasi.

9)
Tulis hasil pengamatan Anda dalam
tabel pengamatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Senyawa
organik merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. Dimana apabila
senyawa organik ini dibakar, akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas
karbondioksida (CO2). Misalnya, apabila kita membakar sate atau
jagung dalam waktu yang cukup lama, maka warna jagung atau sate tesebut akan
berwarna hitam. Zat warna hitam inilah yang disebut dengan arang atau karbon.
Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2,
sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan
karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam
senyawa karbon, maka dapat dilakukan dengan melakukan percobaan atau eksperimen
pemanasan gula. Seperti yang sudah dijelaskan tadi, untuk mengidentifikasi
adanya unsur C, dan O, kita dapat melakukan eksperimen I, dengan bantuan CuO
yang dapat mempercepat proses reaksi dari pembakaran gula. CuO ini juga bekerja
sebagai okidator atau tugasnya mereduksi gula. Sedangkan gula akan menjadi
pereduksi atau bertugas mengoksidasi CuO. Pembakaran gula menghasilkan gas yang
kemudian dialirkan dengan pipa pengalir gas ke labu erlemeyer II yang berisi
air kapur. Setelah gas bercampur dengan air kapur Ca(OH)2, air kapur
akan mengeruh, dan menghasilkan endapan CaCO3. Berikut reaksinya
: Ca(OH)2 + CO2 –> CaCO3 + H2O
Hal ini membuktikan bahwa gas yang dihasilkan dari pembakaran gula atau glukosa tersebut merupakan gas karbondioksida atau CO2. Itu bearti pada gula, terdapat unsur C dan unsur O.
Hal ini membuktikan bahwa gas yang dihasilkan dari pembakaran gula atau glukosa tersebut merupakan gas karbondioksida atau CO2. Itu bearti pada gula, terdapat unsur C dan unsur O.
Hasil
Pengamatan :
Sampel
|
Perubahan
Warna
|
Air
Kapur
|
|
Gula Putih
|
Air kapur berubah menjadi keruh.
![]() |
Nasi
|
Air kapur tidak berubah menjadi keruh, melainkan terdapat
gelembung-gelembung kecil pada air kapur.
![]() |
Hasil
Pengamatan Eksperimen 1 (Gula Pasir) :
Pada
saat gula dipanaskan di dalam tabung reaksi yang tertutup gabus, terjadi suatu
reaksi kimia, yakni yang pertama timbul gelembung-gelembung gas (mendidih) dan
menimbulkan uap air, dimana timbulnya gelembung gas tersebut menandakan bahwa
ketika gula dipanaskan, terjadi reaksi kimia. Yang kedua, setelah suhunya
dinaikkan, terjadi perubahan warna pada gula, warna gula yang sebelumnya
berwarna putih, kini langsung berubah warna menjadi merah kecoklatan. Semakin
suhunya dinaikkan, maka karamel itu ternyata berwarna semakin gelap
(hitam). Gas yang dihasilkan dalam pembakaran gula dan akan dialirkan dengan
pipa pengalir gas ke tabung reaksi yang berisi air kapur. Beberapa saat
kemudian, air kapur pada gelas beker akan semakin keruh (mengeruh) akibat
dialirkannya gas hasil pembakaran gula pada tabung reaksi. Dimana keruhnya air
kapur ini menandakan bahwa pembakaran gula menghasilkan gas CO2.
Dan itu berarti pada gula terdapat unsur C dan unsur O.
Hasil
pengamatan eksperimen 2
Pada
saat nasi dipanaskan di dalam tabung reaksi yang tertutup gabus, terjadi suatu
reaksi kimia, yakni yang pertama timbul gelembung-gelembung gas dan menimbulkan
uap air, dimana timbulnya gelembung gas tersebut menandakan bahwa ketika nasi
dipanaskan, terjadi reaksi kimia. Yang kedua, setelah suhunya dinaikkan, terjadi
perubahan warna pada nasi, warna nasi yang sebelumnya berwarna putih, kini
langsung berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Semakin suhunya dinaikkan,
maka nasi itu ternyata berwarna hitam (hangus). Gas yang dihasilkan dalam pembakaran
nasi akan dialirkan dengan pipa pengalir gas ke tabung reaksi yang berisi air
kapur. Beberapa saat kemudian, air kapur pada gelas beker terdapat
gelembung-gelembung.
Pertanyaan
dan Jawaban
§ Pertanyaan
1.
Bagaimanakah
perubahan yang terjadi pada air kapur ?
2.
Senyawa
apakah yang terbentuk pada reaksi pembakaran senyawa karbon sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan pada air kapur ?
3.
Unsur
apa yang menyusun senyawa karbon?
4.
Mengapa
senyawa karbon banyak terdapat di alam?
§ Jawaban
1.
Pada
percobaan pertama yang menggunakan gula pasir, air kapurnya berubah menjadi
keruh. Sedangkan, pada percobaan kedua yang menggunakan nasi air kapur tidak
berubah menjadi keruh melainkan munculnya gelembung pada air kapur, serta
munculnya asap.
2.
Senyawa
yang terbentuk adalah CO2 dan H2O
3.
Unsur yang menyusun senyawa karbon adalah unsur karbon (C), tapi ada beberapa unsur
lainnya seperti Hidrogen (H), oksigen (O). Karena dalam percobaan menghasilkan
senyawa CO2 dan H2O.
4.
Karena senyawa karbon merupakan senyawa organik yang terdapat pada makhluk hidup. Selain itu atom karbon
mudah untuk berikatan dengan atom C lainnya maupun atom lain membentuk suatu
rantai ikatan yang panjang.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian atau praktikum dapat disimpulkan
bahwa, Pada percobaan pertama yang menggunakan gula pasir, air kapurnya berubah
menjadi keruh. Sedangkan, pada percobaan kedua yang menggunakan nasi air kapur
tidak berubah menjadi keruh melainkan munculnya gelembung pada air kapur, serta
munculnya asap. Senyawa yang terbentuk adalah CO2 dan H2O
Unsur yang menyusun senyawa karbon adalah unsur karbon (C), tapi ada beberapa unsur
lainnya seperti Hidrogen (H), oksigen (O). Karena dalam percobaan menghasilkan
senyawa CO2 dan H2O.
Karena senyawa karbon merupakan senyawa organik yang terdapat pada makhluk hidup. Selain itu atom karbon
mudah untuk berikatan dengan atom C lainnya.
B.
Saran
§ Dalam melakukan
praktikum, kita harus menggunakan jas laboratorium sebagai pelindung agar tidak
mengotori pakaian dan lain-lain.
§ Dalam melakukan
praktikum seperti di atas, alat dan bahan yang digunakan harus dipastikan dalam
keadaan bersih agar tidak memengaruhi hasil yang diperoleh nantinya.
§ Dalam
menggunakan alat-alat laboratorium harus berhati-hati agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan
DOKUMENTASI












DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment