KIMIA
LAPORAN
PRAKTIKUM
“PEMBUATAN SOL PERAK KLORIDA (AgCl)”

OLEH :
KELOMPOK
7
KELAS XI
MIPA 3
1.
VENSKA LALIHATU (32)
2.
WIJAYA TERRY MULIADY (33)
3.
YUSMARLIANA USMAN (34)
4.
ZULFIANA ROSA (35)
5.
NURUL KHOFIFAH (36)
6.
NATASHA CAHYA M.S (37)
SMA
NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
PEMBUATAN PERAK KLORIDA (Agcl)
Hari/Tanggal : Rabu, 31 Mei 2017
Tempat :
Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Watampone
Waktu :
Pukul 08.45
– 10.15 WITA
A. Tujuan
Kegiatan eksperimen ini bertujuan untuk
membuat koloid sol AgCl dengan cara kondensasi.
B. Dasar Teori
Seperti yang diketahui, campuran
dibedakan menjadi dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Di antara
campuran homogen dan heterogen, terdapat sistem campuran yang disebut sistem
koloid.
1. Sistem Dispersi
Sistem dispersi adalah campuran antara
fase terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur secara merata. Pada
umumnya, zat terlarut yang jumlahnya sedikit disebut fase terdispersi,
sedangkat zat pelarut yang jumlahnya banyak disebut medium pendispersi.
Berdasarkaan ukuran fase
terdispersinya, sistem dispaersi dibedakan menjadi tiga, yaitu larutan sejati
atau dispersi molekuler, koloid, dan suspensi kasar.
a. Larutan Sejati
Larutan sejati adalah campuran homogen
antara zat padat atau cair sebagai fese terdispersi dengan medium pendispersi
air atau pelarut organik lain, seperti benzena dan n-heksana.
b. Koloid
Koloid adalah campuran homogen antara
fase terdispersi dan medium pendispersi, tapi fase terdispersinya bukan dalam
bentuk molekuler, melainkan gabungan dari beberapa molekul.
c. Suspensi
Suspensi atau disebut juga suspensi
kasar merupakan campuran heterogen antara fase terdispersi dalam medium
pendispersi.
2. Sistem Koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan medium
pendispersi, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi delapan tipe, yaitu
busa, busa padat, aerosol cair, aerosol padat, emulsi, emulsi padat, sol, dan
sol padat.
No
|
Nama
Koloid
|
Medium
Pendispersi
|
Fase
Terdispersi
|
Contoh
|
1.
|
Buih atau busa
|
Cair
|
Gas
|
Buih sabun/sampo, deterjen, krim
kocok, ombak dan limun.
|
2.
|
Buih padat/busa padat
|
Padat
|
Gas
|
Batu apung, spon atau busa, lava, dan
biskuit.
|
3.
|
Aerososl cair
|
Gas
|
Cair
|
Kabut, awan, pengeras rambut, dan
parfum semprot.
|
4.
|
Aerosol padat
|
Gas
|
Padat
|
Asap, debu di udara, dan buangan
knalpot.
|
5.
|
Emulsi cair
|
Cair
|
Cair
|
Susu, santan, es krim, minyak ikan,
dan mayones.
|
6.
|
Emulsi padat
|
Padat
|
Cair
|
Keju, mentega, mutiara, pengembang
kue, jeli, dan selai.
|
7.
|
Sol (gel)
|
Cair
|
Padat
|
Sol emas, sol belerang, cat, tinta,
kanji, losion, dan protoplasma.
|
8.
|
Sol padat
|
Padat
|
Padat
|
Paduan logam, kaca berwarna, gelas
warna, intan, dan tanah.
|
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa
sistem koloid banyak berhubungan dengan proses di alam.
3. Sifat-Sifat Koloid
Oleh karena berbeda dari larutan dan
suspensi, koloid mempunyai sifat-sifat khusus. Adapun, sifat-sifat koloid
adalah.
a. Efek Tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa
penghamburan cahay oleh partikel koloid. Contoh efek tyndall dalam kehidupan
sehari-hari terjadi pada peristiwa berikut.
1)
Sorot lampu proyektor di gedung bisokop akan tampak jelas
ketika ada asap rokok sehingga gambar film yang ada di layar menjadi tidak
jelas.
2)
Sorot lampu mobil pada malam hari yang berdebu, berasap,
atau berkabut akan tampak jelas.
3)
Berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada
pagi hari yang berkabut akan tampak jelas.
4)
Terjadinya warna biru di langit pada siang hari dan merah
tau jingga di langit pada saat matahari terbenam di ufuk barat.
b. Gerak Brown
Gerak brown adalah gerak caka partikel
koloid dalam mediuum pendispersinya. Contoh, apabila kita mandiamkan susu untuk
beberapa lama, kita tidak akan mendapati endapan. Hal ini disebabkan adanya
gerak terus menerus secara acak yang dilakukan oleh partikel-partikel susu.
c. Muatan Listrik pada Partikel Koloid
Partikel-partikel koloid bermuatan
listrik, ada yang positif dan ada yang negatif. Adapun muatan listrik pada
koloid adalah.
1)
Elektroforesis
2)
Adsorpsi
3)
Koagulasi
4)
Koloid pelindung
5)
Dialisis
6)
Koloid liofib dan liofob
4. Pembuatan Koloid
Suatu larutan dan suspensi dapat dibuat
menjadi koloid dengan cara-cara tertentu. Sistem koloid dapat dibuat dengan
menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan sejati menjadi berukuran
partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Koloid juga dapat dibuat dengan cara
menghaluskan ukuran partikel suspensi kasar menjadi berukuran partikel koloid.
Cara ini dinamakan dispersi.
a. Cara Kondensasi
Partikel-partikel fase terdispersi
dalam larutan sejati yang berupa atom atau ion dapat diubah menjadi
partikel-partikel berukuran koloid dengan cara kondensasi. Pembuatan koloid
dengan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan
cara fisika.
1)
Reaksi Hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi yang
terjadi antara garam dengan air. Reaksi ini digunakan pada pembuatan sol Fe(OH)3.
Sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan larutan FeCl3 ke
dalam air mendidih. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

2)
Reaksi Pemindahan/Substitusi
Beberapa contoh koloid yang dibuat
melalui reaksi substitusi antara lain sol AgCL, sol belerang, dan sol As2S3.
a)
Pembuatan Sol AgCl
Sol AgCL dibuat dengan mereaksikan
larutan perak nitrat dengan larutan natrium klorida. Reaksi yang terjadi:

b)
Pembuatan Sol Belerang
Sol belerang dapat dibuat dengan
menambahkan HCL ke dalam larutan Na2S2O3.
Reaksinya sebagai berikut:

c)
Pembuatan Sol As2S3
Sol As2S3
diperoleh dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan asam arsenit
(H3ASO3) melalui reaksi substitusi. Reaksi yang terjadi:

3)
Reaksi Redoks
Pembuatan koloid melalui reaksi redoks
diterapkan dalam pembuatan sol belerang dan sol emas.
a)
Pembuatan Sol Belerang
Pembuatan sol belerang melalui reaksi
redoks dilakukan dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2
sehingga diperoleh larutan jenuh. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

b)
Pembuatan Sol Emas
Sol emas (Au) dibuat dengan mereduksi larutan
garamnya melalui reduktor nonelektrolit, misalnya formaldehid. Reaksinya
sebagai berikut:

4)
Penggantian Pelarut
Pembuatan koloid dengan cara
penggantian pelarut antara lain digunakan dalam membuat sol belerang, gel
kalsium asetat, dan sol damar.
a)
Sol Belerang
Sol belerang dalam air dapat dibuat
dengan melarutkan belerang ke dalam alkohol sehingga larutan menjadi jenuh.
Selanjutnya, larutan jenuh yang terjadi diteteskan ke dalam air sedikit demi
sedikit.
b)
Gel Kalsium Asetat
Gel kalsium asetat dibuat dengan
memasukkan larutan kalsium asetat jenuh ke dalam alkohol sehingga terbentuk
gel.
c)
Sol Damar
Pembuatan sol damar dilakukan dengan
cara melarutkan damar dalam alkohol sehingga diperoleh larutan jenuh, kemudian
menambahkan air ke dalam larutan tersebut.
5)
Pengembunan Uap
Sol raksa (Hg) dapat dibuat dengan
menguapkan raksa. Setelah itu, uap raksa ini dialirkan melalui air dingin
hingga akhirnya diperoleh sol raksa.
b. Cara Dispersi
Koloid dibuat secara dispersi dilakukan
dengan memperkecil ukuran partikel dari suspensi kasar menjadi partikel
berukuran koloid. Pembuatan koloid secara dispersi dapat dilakukan dengan cara
mekanik, busur bredig, peptisasi, dan homogenisasi.
1)
Cara Mekanik
Dengan cara mekanik, sistem koloid
dapat dibuat dengan cara penggerusan partikel-partikel kasar menjadi partikel
halus. Setelah itu didispersikan ke dalam medium pendispersi. Pada umumnya, ke
dalam sistem koloid yang terjadi ditambahkan zat penstabil yang berupa koloid
pelindung. Zat penstabil ini berfungsi mencega terjadinya penggumpalan kembali,
misal pada pembuatan sol belerang.
2)
Cara Busur Bredig
Pembuatan koloid melalui busur bredig
adalah cara membuat partikel-partikel fase terdispersi berukuran partikel koloid
menggunakan loncatan bunga api listrik.
3)
Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi
dapat dilakukan dengan memecah molekul-molekul besar dari sistem suspensi kasar
menjadi partikel-partikel koloid dengan menambahkan larutan elektrolit.
4)
Cara Homogenisasi
Homogenisasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk membuat suatu zat menjadi homogen dan berukuran partikel
koloid.
5. Peranan Koloid dalam Kehidupan
Tanpa disadari, sistem koloid selalu
mewarnai setiap bidang kehidupan. Mulai dari sekedar peristiwa yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Manusia seringkali harus mengubah suatu bahan bukan
koloid menjadi bahan koloid agar dapat memanfaatlannya.
Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan
dan berperan penting dalam berbagai bidang seperti industri, kedokteran,
makanan, dan pertanian. Hal ini dikarenakan koloid memiliki sifat dan
karakteristik yang unik, yaitu mampu mencampurkan zat-zat yang tidak saling
melarutkan secara homogen. Selain itu, koloid juga bersifat stabil untuk
produksi skala besar sehingga tidak menurunkan kualitas produk.
C. Alat dan Bahan
1.
Tabung reaksi

2.
Pipet tetes

3.
Gelas ukur

4.
Larutan AgNO3 0,1 M sebanyak 5 tetes


5.
Larutan HCl 1 M sebanyak 5 mL


D. Langkah Kerja
1.
Masukkan larutan HCl 5 mL ke dalam tabung reaksi.


2.
Tambahkan 5 tetes AgNO3 secara perlahan-lahan
sehingga terbentuk koloid.



E. Pertanyaan
1.
Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!
2.
Mengapa cara pembuatan sol AgCl termasuk cara kondensasi?
Jelaskan !
F. Pembahasan
1.
Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan tersebut adalah

2.
Cara pembuatan sol AgCL termasuk cara kondensasi karena yang awalnya
larutan tersebut berwarna bening yang keruh, namun setelah larutan HCl ditetesi
larutan AgNO3 sebanyak 5
tetes warna larutan beubah menjadi warna putih dan tekstyrnya berlendir. Hal
ini menunjukkan yang awalnya kedua larutan termasuk larutan sejati yang
memiliki partikel kecil ketika dicampurkan partikelnya membesar dan menjadi
koloid. Sedangkan pembuatan koloid dengan memperbesar partikelnya termasuk ke
dalam cara kondensasi.
G. Kesimpulan
Koloid adalah campuran homogen antara
fase terdispersi dan medium pendispersi, tapi fase terdispersinya bukan dalam
bentuk molekuler, melainkan gabungan dari beberapa molekul. Sistem koloid dapat
dibuat dengan menggabungkan ukuran partikel-partikel larutan sejati menjadi
berukuran partikel koloid atau dinamakan kondensasi. Cara kondensasi dapat
dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 dan larutan HCl sehingga
menghasilkan sol AgCl dan HNO3. Cara pembuatan sol AgCL termasuk
cara kondensasi karena yang awalnya larutan tersebut berwarna bening yang
keruh, namun setelah larutan HCl ditetesi larutan AgNO3 sebanyak 5
tetes warna larutan beubah menjadi warna putih dan tekstyrnya berlendir. Hal
ini menunjukkan yang awalnya kedua larutan termasuk larutan sejati yang
memiliki partikel kecil ketika dicampurkan partikelnya membesar dan menjadi
koloid. Sedangkan pembuatan koloid dengan memperbesar partikelnya termasuk ke
dalam cara kondensasi.