Thursday, November 29, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM “PENGELOMPOKKAN ASAM LEMAH, ASAM KUAT, BASA LEMAH, DAN BASA KUAT BERDASARKAN HARGA PH”


KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOMPOKKAN ASAM LEMAH, ASAM KUAT, BASA LEMAH, DAN BASA KUAT BERDASARKAN HARGA PH
OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS XI MIPA 3
1.       VENSKA LALIHATU                     (32)
2.       WIJAYA TERRY MULIADY                        (33)
3.       YUSMARLIANA USMAN               (34)
4.       ZULFIANA ROSA                          (35)
5.       NURUL KHOFIFAH                                   (36)
6.       NATASHA CAHYA M.S                 (37)


SMA NEGERI 1 WATAMPONE
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbialamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kelompok 7 dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pengelompokkan Asam Lemah, Asam Kuat, Basa Lemah, Dan Basa Kuat Berdasarkan Harga pH
Dalam penyusunannya, kelompok 7 memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberi dukungan, kasih, dan keperayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Watampone, 31 Januari 2017

Kelompok 7


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                         ii
DAFTAR ISI                                                                                                     ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                     1
A.      Latar Belakang                                                                                      1
B.      Tujuan                                                                                                  2
C.     Waktu dan Tempat                                                                                 2
BAB II KAJIAN TEORI                                                                                      3
A.      Teori Asam-Basa                                                                                   3
B.      Kekuatan Asam-Basa                                                                            3
C.     Derajat Keasaman (pH)                                                                          5
D.     Indikator                                                                                                5
E.      Pengukuran pH Larutan dengan Indikator                                     6

BAB III METODE KERJA                                                                                  8
A.      Alat dan Bahan                                                                                      8
B.      Langkah Kerja                                                                                       11
C.     Hasil Pengamatan                                                                                 12
D.     Pertanyaan dan Jawaban                                                                       16
BAB IV PENUTUP                                                                                            18
A.      Kesimpulan                                                                                           18
B.      Saran                                                                                                    18
DOKUMENTASI                                                                                               20
DAFTAR PUSTAKA                                                                                          21




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Kekuatan asam basa dapat dibandingkan berdasarkan harga pH-nya. Senyawa asam akan semakin kuat jika memiliki pH semakin kecil. Sebaliknya, senyawa basa akan semakin kuat jika memiliki pH semakin besar.
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan netral.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7.
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa. Biasanya cara yang digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan adalah dengan menggunakan indikator. Indikator tersebut antara lain kertas lakmus, larutan fenolftalein, brom timol biru, metil merah, serta metil orange.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan para ilmuwan dan manusia dalam mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan menggunakan indikator universal atau kertas indikator pH, menggunakan pH meter, menggunakan kertas lakmus ataupun melalui perhitungan dengan mengetahui konsentrasi suatu larutan tersebut.
B.     Tujuan
Untuk membedakan asm lemah dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat yang konsentrasinya sama menggunakan indicator universal dan pH-meter.
C.     Waktu dan Tempat
§  Waktu                       
Hari/Tanggal               : Selasa, 31 Januari 2017
Pukul                          : 08.45 – 10.15
§  Tempat                      : Laboratotium Kimia SMA Negeri 1  Watampone














BAB II
KAJIAN TEORI

A.     Teori Asam-Basa
1.        Teori Arrhenius
Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Misalnya HCl.
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
Sementara itu, basa merupakan zat yang apabila dilarutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-. Misalnya NaOH
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
2.       Teori Bronsted-Lowry
Menurut teori Bronsted-Lowry zat pemberi proton (donor proton) disebut asam dan zat penerima proton (akseptor proton) disebut basa.
Maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa konjugasi dari asamnya. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan membentuk asam konjugasi dari basanya. Dengan demikian, dalam teori asam-basa ini dikenal istilah “pasangan asam-basa” atau “asam-basa konjugasi”.
3.       Teori Lewis
Menurut Lewis, basa adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat diberikan kapada zat lain sehingga terbentuk ikatan kovalen koordinasi. Sementara itu, asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut atau akseptor elektron.
B.     Kekuatan Asam-Basa
1.       Derajat Ionisasi, Tetapan Kesetimbangan, dan Konsentrasi Asam-Basa
a.       Asam Kuat
Asam kuat ialah asam yang dalam larutannya (dalam pelarut air) terionisasi atau terurai sempurna (α = 1) menghasilkan ion H+. Konsenrasi ion H+ dalam larutan asam kuat dinyatakan dengan:
[H+] = M × a
b.       Asam Lemah
Asam lemah ialah asam yang dalam larutannya (dalam pelarut air) terionisasi sebagian dalam air (0 < α < 1) menghasilkan ion hidrogen atau ion H+.
Asam lemah mempunyai harga Ka kecil. Semakin kecil harga α asam lemah, semakin kecil pula harga Ka-nya.
Oleh karena harga α untuk asam lemah sangat kecil maka (1 – α) dianggap sama dengan 1, sehingga:
α =
Menurut reaksi kesetimbangan di atas, konsentrasi ion H+ = α × M dan α = , maka
[H+] = α × M =
[H+] =
c.       Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang dalam air terionisasi sempurna (α = 1). Konsenrasi ion H+ dalam larutan asam kuat dinyatakan dengan:
[OH-] = M × b
d.       Basa Lemah
Basa lemah ialah basa yang terionisasi sebagian dalam air (0 < α < 1). Basa lemah memiliki harga Kb sangat kecil.
Oleh karena basa lemah sangat kecil maka (1 - α) dianggap sama dengan 1, sehingga:
α =
menurut reaksi kesetimbangan tersebut, konsentrasi ion OH- = α × M dan α = , maka
[OH-] = α × M =
[OH-] =
Semakin kecil α, semakin kecil pula harga Kb sehingga [OH-] juga semakin kecil.
2.       Ionisasi Air
Air murni merupakan elektrolit yang sangat lemah karen bisa terionisasi menjadi ion-ionnya menurut reaksi kesetimbangan.
H2O → H+ + OH-
Harga konstanta (tetapan) kesetimbangan untuk reaksi ionisasi air di atas yaitu.
Kw = [H+] [OH] = 10-14
C.     Derajat Keasaman (pH)
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen mengusulkan istilah pH, mengacu ke “potensial hidrogen”. Ia mendefinisikan pH sebagai negatif dari logaritma [H+].
pH = -log [H+]
pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negatif. Semakin besar konsentrasi ion H+, pH akan semakin kecil. Karena bilangan dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda sebesar n mempunyai perbedaan konsentrasi ion H+ sebesar 10n.
Analog dengan diatas, maka :
pOH = -log [OH]
Hubungan antara pH dan pOH diturunkan dari tetapan kesetimbangan air (Kw).
Kw = [H+] [OH]
-log Kw = -log ([H+] [OH]) = (-log [H+]) (-log [OH])
pKw = pH + pOH
Apabila pada suhu, Kw = 10-14 atau pKw = 14 maka.
pKw = pH + pOH = 14
1.      Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.
2.      Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
3.      Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.
D.     Indikator
Indikator asam-basa adalah alat yang dapat memberikan kisaran/trayek perubahan pH. Indikator asam-basa digunakan untuk menentukan sifat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan netral mempunyai Ph = 7, dan larutan basa mempunyai  pH > 7. Semua indikator asam-basa merupakan asam lemah atau basa lemah yang dapat memperlihatkan perbedaan warna didalam larutan asam atau basa.
Trayek perubahan warna adalah batasan pH di mana terjadi perubahan warna indikator. Indikator yang berbeda mempunyai trayek perubahan  warna yang berbeda. Sebuah indiKator biasanya hanya menunjukan sebuah rentang pH tertentu dan tidak menunjukkan sebuah nilai pH yang pasti. Karenanya, diperlukan indiKator lain untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji.
Indikator asam basa umumnya digunakan jika penentuan pH yang diteliti tidak terlalu dipikirkan. Namun, pengukuran pH yang paling tepat dilakukan adalah dengan alat ukur yang disebut pH meter.
Tidak semua indikator berubah warnanya pada pH yang sama. Perubahan warna indikator bergantung pada [H+] dalam larutan keasaman atau kebasaan suatu larutan.
E.      Pengukuran pH Larutan dengan Indikator
1.       Kertas Lakmus
Salah satu indikator yang sering digunakan yaitu kertas lakmus. Kertas lakmus dapat membedakan asam dan basa. Ada dua jenis kertas lakmus yang berbeda warna pada larutan asam dan basa, yaitukertas lakmus merah dan biru. Jika warna kertas lakmus merah, maka perubahan warna pada larutan asam menjadi merah. Sedangkan perubahan warna pada larutan basa menjadi biru. Adapaun warna kertas lakmus biru, maka perubahan warna pada larutan asam menjadi merah. Sedangkan perubahan warna pada larutan basa menjadi biru.
2.       Larutan Indikator
Larutan indikator yang digunakan di laboratorium yaitu metil merah, metil orange, bromtimol biru, dan fenolftalein. Indikator tersebut mampu memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.
3.       Indikator Universal
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa jenis indikator. Setiap komponen indikator universal akan memberikan warna tertentu yang terkait dengan nilai pH tertentu. Indikator universal tersedia dalambentuk larutan dan kertas. Indikator universal mampu menunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan suatu larutan. Cara menggunakan indikator universal dengan mencocokkan warna pada kertas indikator yang telah dicelupkan pada larutan dengan warna standar yang tertera pada kemasan kertas indikator. Perubahan warna kertas indikator tersebut dicocokkan dengan tabel warna yang mempunyai trayek pH dari 0 sampai 14.
4.       pH Meter
pH meter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memberikan nilai pH dengan ketelitian tinggi. pH meter memiliki elektroda yang sensitif terhadap konsentrasi ion [H+] dalam larutan. Sebelum digunakan, elektroda tersebut harus dikalibrasi dengan cara dicelupkan ke dalam larutan standar yang pH-nya sudah diketahui. 














BAB III
METODE KERJA
A.     Alat dan Bahan
Gelas beker
Gelas ukur
Pipet tetes
Indikator universal
Akuades
Larutan HCl 0,1 M
Larutan H2SO4 0,1 M
Larutan CH3COOH 0,1 M
Larutan NaOH 0,1 M
Larutan NH4OH 0,1 M

B.     Cara Kerja
1.       Siapkan 7 buah gelas beker, beri nomor 1-7. Masukkan tiap-tiap larutan sebanyak 10 mL ke dalam gelas beker 1-7.
2.       Ujilah harga pH larutan HCl dengan mencelupkan kertas indicator universal ke dalam larutan sehingga diperoleh warna tertentu lalu cocokkan dengan deretan warna dalam kemasan yang menunjukkan harag pH. Catat perkiraan harga pH berdasarkan pengamatan tersebut.

3.       Lakukan kembali kegiatan untuk larutan H2SO4 , CH3COOH, NaOH, KOH, dan NH4OH.

C.     Hasil Pengamatan
No.
Nama Larutan
Perkiraan pH
1.
Larutan HCl
1
2.
Larutan H2SO4
1
3.
Larutan CH3COOH
4
4.
Larutan NaOH
13
5.
Larutan KOH
-
6.
Larutan NH4OH
9
7.
Akuades
7
Pembahasan    :
1.       Larutan HCl 0,1 M
[H+]            = M . a
      = 0,1 . 1
      = 10-1
pH  = - log [H+]
      = - log 10-1
            = 1
2.       Larutan H2SO4 0,1 M
[H+]            = M . a
= 0,1 . 2
= 2 . 10-1
pH  = - log [H+]
= - log 2 . 10-1
= 1- log -2
= 1- 0,3
= 0,7
= 1
3.       Larutan CH3COOH 0,1 M
Ka = 1,76 . 10-5
[H+]            =  
      =    
      =  
      = 1,33 . 10-3
pH  = - log [H+]
      = - log 1,33 . 10-3
            = 3,3 – log 1,33
      = 3 – 0,12
      = 2,88
      = 3
4.       Larutan NaOH 0,1 M
[OH-]= M . b
        = 0,1 . 1
        = 10-1
pOH = - log [OH-]
        = - log 10-1
        = 1
pH`   = 14 – pOH
         = 14 – 1
         = 13
5.       Larutan NH4OH 0,1 M
Kb = 1,8 . 10-5
[OH-]=  
  =    
        =  
        = 1,34 . 10-3
pOH= - log [OH-]
       = - log 1,34 . 10-3
             = 3,3 – log 1,34
pH  = 14 – pOH
       = 14 – (3,3 – log 1,34)
       = 11 – 0,13
       = 10,87
       = 11
6.       Akuades (H2O)
Kw = 10-14
[H2O]=  
         =  
         = 10-7
pH     = - log [H2O]
         = - log 10-7
         = 7
D.     Pertanyaan dan Jawaban
§  Pertanyaan
1.       Berdasarkan hasil yang diperoleh, tuliskan perkiraan pH masing-masing larutan tersebut !
2.       Urutkan kekuatan asam dan basa larutan-larutan yang konsentrasinya sama tersebut berdasarkan harga pH-nya !
§  Jawaban
1.     
No.
Nama Larutan
Perkiraan pH
1.
Larutan HCl
1
2.
Larutan H2SO4
1
3.
Larutan CH3COOH
4
4.
Larutan NaOH
13
5.
Larutan KOH
-
6.
Larutan NH4OH
9
7.
Akuades
7
2.        
No.
Nama Larutan
Konsentrasi
Nilai pH Indikator Universal
Keterangan
1.
HCl
0,1 M
1
Asam Kuat
2.
H2SO4
0,1 M
1
Asam Kuat
3.
CH3COOH
0,1 M
4
Asam Lemah
4.
Akudes

7
Netral
5.
NH4OH
0,1 M
9
Basa Lemah
6.
NaOH
0,1 M
13
Basa Kuat




















BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.       Larutan yang bersifat asam adalah HCl, H2SO4, dan CH3COOH. Yang termasuk asam kuat yaitu larutan HCl dan H2SO4 sedangkan yang termasuk asam lemah yaitu larutan CH3COOH. Larutan tersebut termasuk asam sebab warna indikator universal yang tampak berada di trayek asam.
2.       Larutan yang bersifat basa adalah NaOH dan NH4OH. Yang termasuk basa kuat yaitu larutan NaOH sedangkan yang termasuk basa lemah yaitu larutan NH4OH. Larutan tersebut termasuk basa sebab warna indikator universal yang tampak berada di trayek basa.
3.       Larutan H2SO4, NaOH, dan NH4OH tidak sesuai dengan harga pH sebenarnya. Sebab, H2SO4 0,1 M sebenarnya memiliki pH 1, NaOH 0,1 M sebenarnya memiliki pH 13, dan NH4OH memiliki pH 11. Hal tersebut disebabkan karena penempatan kertas indikator yang digunakan tidak tepat letaknya, sehingga menyebabkan ketidaksesuaian pH yang sebenarnya.
4.       Indikator universal tidak memberikan trayek pH yang akurat. Oleh karena itu, pH-meter lebih dianjurkan dalam mengukur pH sebab memiliki ketelitian yang cukup akurat.
5.       Berdasarkan hasil telaah buku dan diskusi kelompok kami maka:
Ø  Asam kuat = pH ≤ 2
Ø  Asam lemah = pH 3 – 6
Ø  Netral = pH
Ø  Basa lemah = pH 8 – 11
Ø  Basa kuat = pH 12 -14
B.     Saran
§  Dalam melakukan praktikum, kita harus menggunakan jas laboratorium sebagai pelindung agar tidak mengotori pakaian dan lain-lain.
§  Dalam melakukan praktikum seperti di atas, alat dan bahan yang digunakan harus dipastikan dalam keadaan bersih agar tidak memengaruhi hasil yang diperoleh nantinya.
§  Dalam menggunakan alat-alat laboratorium harus berhati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan





















DOKUMENTASI




 





















DAFTAR PUSTAKA












                              









 

1 comment:

  1. The best casinos with slots games - drmcd
    Best casinos 전라남도 출장안마 with slots games. · Best casino with free spins no deposit · Best 부산광역 출장안마 casino with free spins no deposit · 대전광역 출장안마 Best casino with 계룡 출장마사지 free spins no 군포 출장샵 deposit

    ReplyDelete