Thursday, November 29, 2018

Laporan Pembuatan Sabun

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbialamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kelompok 2 dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pembuatan Sabun
Dalam penyusunannya, kelompok 2 memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberi dukungan, kasih, dan keperayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Watampone, 13 Maret 2017

Kelompok 2



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                         ii
DAFTAR ISI                                                                                                     ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                     1
A.      Latar Belakang                                                                                      1
B.      Tujuan                                                                                                  1
C.     Waktu dan Tempat                                                                                 1
BAB II KAJIAN TEORI                                                                                      2
A.      Pengenalan Sabun                                                                                 2
B.      Macam-Macam Sabun                                                                           3
C.     Macam-Macam Sabun berdasarkan Ion yang dikandungnya                      4
D.     Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun                                                    4
E.      Bahan Baku Pendukung Pembuatan Sabun                                             7
F.      Karakteristik Memilih Bahan Baku Sabun                                                 9
BAB III METODE KERJA                                                                                  10
A.      Alat dan Bahan                                                                                      10
B.      Langkah Kerja                                                                                       14
BAB IV PENUTUP                                                                                            19
A.      Kesimpulan                                                                                           19
B.      Saran                                                                                                    19
DOKUMENTASI                                                                                               20
DAFTAR PUSTAKA                                                                                          21






BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sabun adalah garam logam alkali ( biasanya garam natrium ) dari asam lemak. Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sabun dihasilkan oleh proses safinifikasi. Yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOh dan KOH. Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun. Namun kadang juga menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat menggunakan KOH. Sabun yang terbuat dari alkali kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8 sedangkan sabun yang dibuat dengan alkali lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat – zat non polar. Sedangkan ujung ion bersifat hdrofilik dan larut dalam air. Karena adanyan rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah membentuk misel (micelles), yakni segerombol (50-150) molekul air yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnnya yang menghadap ke air. (Ralph J. Fessenden, 1992)
B.     Tujuan
Untuk mengetahui proses pembuatan sabun.
C.     Waktu dan Tempat
§  Waktu                       
Hari/Tanggal               : Sabtu, 04 Maret 2017
Pukul                          : 16.30 – 17.45 WITA
§  Tempat                      : Jln. Sungai Limboto

BAB II
KAJIAN TEORI

A.     Pengenalan Sabun
Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylicyang panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan abun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada sabun kerasadalah Natrium Hidroksida (NaoH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabunlunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupunzat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak denganlarutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupalemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi,sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabunyang digunakan dalam industri.Kandungan zat zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengansifat dan jenis sabun. Zat zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah :
C12– C18 Jika : < C12 : Iritasi pada kulit> C 20 : Kurang larut (digunakan sebagai campuran). Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, dliserin,garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapatdigunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipeester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asamkarboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
B.     Macam-Macam Sabun
1.       Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
2.       Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak  jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejerniha nsabun, dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.
3.       Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfumyang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteriadiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida,tri-klor carbanilyda, irgassan Dp300 dan sulfur.
4.       Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalammenggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan berbagaicara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan sabunyang berbentuk batangan.
5.       Sabun Bubuk untuk mecuci
Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing . Sabun bubuk mengandung bermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat,sodium karbonat, sodium sulfat, dan lain-lain.
C.     Macam-Macam Sabun berdasarkan Ion yang dikandungnya
1.       Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents.Sebagai tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka banyak digunakan padarumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia.
2.       Anionic Sabun
 Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.
3.       Neutral atau Non Ionic Sabun
Nonionic sabun banyak digunakan untuk keprluan pencucian piring. Karenasabun jenis ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak  beraksi dengan ion yang terdapat dalam air sadah. Nonionic sabun kurangmengeluarkan busa dibandingkan dengan ionic sabun.
D.     Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak  jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi darikomponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam asam lemak yangsesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantyai dan tingkat kejenuhan. Padaumumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena udara. Alasan alasan diatas, factor ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak dan minyak yang dibuat menjadi sabun terbatas.Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebihrendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.

Jenis-jenis Minyak atau Lemak Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabunharus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabundi antaranya :
1.       Tallow
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna,titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi,dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer padatallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengannama grease.
2.       Lard
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asamlemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.
3.       Palm Oil (minyak kelapa sawit)
Minyak kelapa sawit umumnya digunakansebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buahkelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanyakandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harusdicampur dengan bahan lainnya.
4.       Coconut Oil (minyak kelapa)
Minyak kelapa merupakan minyak nabati yangsering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat,sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

5.       Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)
Minyak inti kelapa sawitdiperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebihtinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.
6.       Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)
Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalahstearin.
7.       Marine Oil
Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marineoil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.
8.       Castor Oil (minyak jarak)
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.
9.       Olive oil (minyak zaitun)
Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
10.   Campuran minyak dan lemak 
Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.

11.   Bahan Baku Utama : Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,KOH, Na2,CO3, NH4,OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengansoda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2,CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebutdapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.

Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifatmudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industridan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbedasering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.
E.      Bahan Baku Pendukung Pembuatan Sabun
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabunmenjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.
1.       NaCl
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi didalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.
2.       Bahan aditif 
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen.Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan,Pewarna,dan parfum
3.       Builders (Bahan Penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikatmineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantumenciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan danmensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natriumkarbonat, natrium silikat atau zeolit.
4.       Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warnawarna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.
5.       Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun.Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bilasalah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfumuntuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapatdikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1ml. Padadasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma yangsudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aromakenanga. Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yangekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif inidiimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum.Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabundiantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.
F.      Karakteristik Memilih Bahan Baku Sabun
Ada beberapa karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahandasar sabun antara lain:
1.       Warna
Lemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagusuntuk digunakan sebagai bahan pembuatan sabun.
2.       Angka Saponifikasi
Angka Saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram kalimhidroksida yang digunakan dalam proses saponifikasi sempurna pada satugram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak.
3.       Bilangan Iod
Bilangan iod digunakan untuk menghitung katidakjenuhan minyak atau lemak,semakin besar angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.

BAB III
METODE KERJA
A.     Alat dan Bahan
Panci
Pengaduk
Sendok
Pewarna
Gelas Ukur
Cetakan
Minyak Kelapa
Minyak Kelapa Sawit
Minyak Zaitun
Air
NaOH 72,5 gr

B.     Cara Kerja
1.       Siapkan semua alat dan bahan. Jangan lupa selalu gunakan safety gears / pengaman.
2.       Ambillah
ü  150 gr (30%) – Minyak Kelapa
ü  150 gr (30%) – Minyak Kelapa Sawit
ü  200 gr (40%) – Minyak Zaitun (Pomace Olive Oil)
ü  145 gr – Air (Deionized / Demineralized / Distilled Water)
ü  72,5 gr – NaOH
3.       Campurkan 150 gr Minyak Kelapa, 150 gr Minyak Kelapa Sawit dan 200 gr Minyak Zaitun dalam satu wadah.
4.       Encerkan 72,5 gr NaOH dengan 145 gr air. Diamkan beberapa saat sampai larutan mencapai suhu dibawah 40  ̊C. *Selalu masukkan NaOH ke dalam air, jangan sebaliknya. Jika memasukkan sebaliknya akan memberikan efek gunung meletus. Berbahaya!
5.       Jika campuran minyak menggumpal maka cairkan terlebih dahulu. Jika tidak ada yang menggumpal maka tidak perlu dipanaskan.
6.       Ketika suhu larutan NaOH sudah mencapai sekitar 30-35ºC, tuangkan ke dalam minyak secara perlahan.
7.       Setelah itu aduk terus-menerus 5 hingga 15 menit, sehingga menjadi adonan sabun. Sembari menambahkan pewarna sesuai warna yang diinginkan
8.       Taruh adonan pada cetakan.
9.       Diamkan 1 minggu pada suhu ruangan.

BAB IV
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.       Sabun dapat dibuat dari reaksi antara minyak dan natrium hidroksida pekat.
2.       Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan (Saponifikasi) anatara basa alkali dengan minyak.
3.       Sabun dapat dibuat melalui proses sederhana tanpa pemanasan, yaitu dengan metode pengadukan.
4.       Komposisi utama sabun yaitu NaOH sebagai basa kuat, serta berbagai minyak (minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak zaitun) sebagai lemak.
5.       Banyak sabun merupakan campuran garam natrium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium hidroksida) pada suhu 80-100  ̊C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi.
B.     Saran
§  Dalam melakukan praktikum seperti di atas, alat dan bahan yang digunakan harus dipastikan dalam keadaan bersih agar tidak memengaruhi hasil yang diperoleh nantinya.
§  Konsentrasi bahan harus tepat.
§  Pembuatan NaOH dilakukan dengan perhitungan yang tepat sehingga jumlah pemakaian dapat diketahui






DOKUMENTASI
















DAFTAR PUSTAKA

http://banaransoap.com/cara-membuat-sabun-mandi-sendiri/









No comments:

Post a Comment