KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbialamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
kelompok 2 dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Pembuatan Sabun”
Dalam
penyusunannya, kelompok 2 memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang
tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberi dukungan, kasih, dan
keperayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.
Akhir
kata penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Watampone, 13 Maret 2017
Kelompok 2
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B.
Tujuan 1
C.
Waktu dan Tempat 1
BAB II KAJIAN TEORI 2
A. Pengenalan
Sabun 2
B.
Macam-Macam Sabun 3
C.
Macam-Macam Sabun berdasarkan Ion yang dikandungnya 4
D.
Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun 4
E. Bahan Baku Pendukung Pembuatan Sabun 7
F. Karakteristik
Memilih Bahan Baku Sabun 9
BAB III METODE KERJA 10
A.
Alat dan Bahan 10
B.
Langkah Kerja 14
BAB IV PENUTUP 19
A.
Kesimpulan 19
B.
Saran 19
DOKUMENTASI 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sabun adalah garam
logam alkali ( biasanya garam natrium ) dari asam lemak. Sabun mengandung garam
C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa
karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sabun dihasilkan oleh proses safinifikasi.
Yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa.
Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOh dan KOH. Asam lemak
yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.
Namun kadang juga menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH
lebih lambat larut dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat menggunakan
KOH. Sabun yang terbuat dari alkali kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara
9,0 sampai 10,8 sedangkan sabun yang dibuat dengan alkali lemah (NH4OH)
akan mempunyai nilai pH yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5.
Suatu molekul sabun
mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ion. Bagian hidrokarbon dari
molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat – zat non polar. Sedangkan
ujung ion bersifat hdrofilik dan larut dalam air. Karena adanyan rantai
hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah membentuk misel
(micelles), yakni segerombol (50-150) molekul air yang rantai hidrokarbonnya
mengelompok dengan ujung-ujung ionnnya yang menghadap ke air. (Ralph J.
Fessenden, 1992)
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui proses pembuatan sabun.
C.
Waktu
dan Tempat
§ Waktu
Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Maret 2017
Pukul : 16.30 – 17.45 WITA
§ Tempat : Jln.
Sungai Limboto
BAB II
KAJIAN
TEORI
A.
Pengenalan Sabun
Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylicyang
panjang. Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan abun bergantung
pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang biasa yang digunakan pada
sabun kerasadalah Natrium Hidroksida (NaoH) dan alkali yang biasa digunakn pada
sabunlunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupunzat
pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak
denganlarutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat
berupalemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.Pada saat
ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk
yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun
mandi,sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga
sabunyang digunakan dalam industri.Kandungan zat zat yang terdapat pada sabun
juga bervariasi sesuai dengansifat dan jenis sabun. Zat zat tersebut dapat
menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena
itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli
dan menggunakannya.Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah
:
C12– C18 Jika : < C12 : Iritasi pada kulit> C 20 : Kurang larut
(digunakan sebagai campuran). Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan
sisanya adalah air, dliserin,garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak
pada dasarnya dapatdigunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati
merupakan dua tipeester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari
alcohol dan asamkarboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat.
Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak,
seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.Sabun
adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak
pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara
senyawa alkali dan lemak/minyak
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan
bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak
dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan
untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari
daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun
di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan
pewarna.
B. Macam-Macam Sabun
1. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan
sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran minyak kelapa dengan asam stearat
dengan perbandingan 2:1.
2. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses
saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta menggunakan
alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejerniha nsabun, dapat ditambahkan gliserin
atau alcohol.
3. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya
merupakan sabun mandi dengan kadar parfumyang rendah, tetapi mengandung
bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteriadiktif. Bahan-bahan yang
digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida,tri-klor carbanilyda,
irgassan Dp300 dan sulfur.
4. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung
pada tujuan konsumen didalammenggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau
sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat
dibuat dengan berbagaicara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau
menghancurkan sabunyang berbentuk batangan.
5. Sabun Bubuk untuk mecuci
Sabun bubuk dapat diproduksi
melalui dry-mixing . Sabun bubuk mengandung bermacam-macam komponen
seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat,sodium karbonat, sodium sulfat, dan
lain-lain.
C. Macam-Macam Sabun berdasarkan Ion yang dikandungnya
1.
Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif
disebut sebagai kationic detergents.Sebagai tambahan selain adalah bahan
pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka
banyak digunakan padarumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan
dari ammonia.
2.
Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang
memiliki gugus ion negatif.
3.
Neutral atau Non Ionic Sabun
Nonionic sabun banyak digunakan
untuk keprluan pencucian piring. Karenasabun jenis ini tidak memiliki adanya
gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang terdapat
dalam air sadah. Nonionic sabun kurangmengeluarkan busa dibandingkan dengan
ionic sabun.
D. Bahan Baku
Utama Pembuatan Sabun
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi
dengangliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak
dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat)
pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran
trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan
natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan
ditentukan oleh jumlah dan komposisi darikomponen asam asam lemak yang
digunakan. Komposisi asam asam lemak yangsesuai dalam pembuatan sabun dibatasi
panjang rantyai dan tingkat kejenuhan. Padaumumnya, panjang rantai yang kurang
dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada
kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18atom karbon membentuk sabun
yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam
asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila
terkena udara. Alasan alasan diatas, factor ekonomis, dan daya jual menyebabkan
lemak dan minyak yang dibuat menjadi sabun terbatas.Asam lemak tak jenuh
memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebihrendah daripada asam lemak
jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga
akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.
Jenis-jenis Minyak atau Lemak Jumlah minyak atau lemak yang digunakan
dalam proses pembuatan sabunharus dibatasi karena berbagai alasan, seperti :
kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi,
mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.Beberapa jenis minyak atau lemak
yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabundi antaranya :
1. Tallow
Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh
industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow
ditentukan dari warna,titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak),
kandungan FFA, bilangan saponifikasi,dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas
baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan
kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat
adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA
dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer padatallow umumnya di atas 40°C.
Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengannama grease.
2. Lard
Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asamlemak tak jenuh
seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~40%). Jika
digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih
dahulu untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari
lard berwarna putih dan mudah berbusa.
3. Palm Oil (minyak kelapa sawit)
Minyak kelapa sawit umumnya digunakansebagai pengganti tallow. Minyak
kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buahkelapa sawit. Minyak kelapa
sawit berwarna jingga kemerahan karena adanyakandungan zat warna karotenoid
sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus
dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit
akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harusdicampur dengan
bahan lainnya.
4. Coconut Oil (minyak kelapa)
Minyak kelapa merupakan minyak nabati yangsering digunakan dalam industri
pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui
ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat,sehingga minyak
kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.Minyak kelapa juga
memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
5. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)
Minyak inti kelapa sawitdiperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit
memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga
dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki
kandungan asam lemak tak jenuh lebihtinggi dan asam lemak rantai pendek lebih
rendah daripada minyak kelapa.
6. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)
Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam
lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam
lemak terbesar dalam minyak ini adalahstearin.
7. Marine Oil
Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marineoil memiliki
kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi
parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.
8. Castor Oil (minyak jarak)
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun
transparan.
9. Olive oil (minyak zaitun)
Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan
kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak
zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
10. Campuran minyak dan lemak
Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran
minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow
karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki
kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah
larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow
akan memperkeras struktur sabun.
11. Bahan Baku Utama : Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,KOH,
Na2,CO3, NH4,OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengansoda
kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun
cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2,CO3 (abu soda/natrium
karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi
tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Ethanolamines
merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebutdapat digunakan untuk
membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam
air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.
Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan
sifatmudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun
industridan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang
berbedasering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan
sabun dengan keunggulan tertentu.
E.
Bahan Baku Pendukung Pembuatan Sabun
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun
hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai
sabunmenjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl
(garam) dan bahan-bahan aditif.
1. NaCl
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang
terlalu tinggi didalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang
digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl
digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak
mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan
sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium
agar diperoleh sabun yang berkualitas.
2. Bahan aditif
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun
yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik
konsumen.Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert,
Anti oksidan,Pewarna,dan parfum
3. Builders (Bahan Penguat)
Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikatmineral
mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi
untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada
fungsi utamanya. Builder juga membantumenciptakan kondisi keasaman yang tepat
agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu
mendispersikan danmensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan
sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat,
natriumkarbonat, natrium silikat atau zeolit.
4. Pewarna
Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar
memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli
sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warnawarna sabun itu terdiri dari
warna merah, putih, hijau maupun orange.
5. Parfum
Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan
besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun.Artinya, walaupun secara
kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bilasalah memberi parfum akan
berakibat fatal dalam penjualannya. Parfumuntuk sabun berbentuk cairan berwarna
kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum
dalam gram (g) dapatdikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum =
1,1ml. Padadasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma yangsudah
dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aromakenanga. Pada umumnya,
produsen sabun menggunakan jenis parfum yangekslusif. Artinya, aroma dari
parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang
menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif inidiimbangi dengan harganya yang
lebih mahal dari jenis parfum umum.Beberapa nama parfum yang digunakan dalam
pembuatan sabundiantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.
F.
Karakteristik
Memilih Bahan Baku Sabun
Ada beberapa karaktersitik yang
perlu diperhatikan dalam memilih bahandasar sabun antara lain:
1.
Warna
Lemak dan minyak yang berwarna
terang merupakan minyak yang bagusuntuk digunakan sebagai bahan pembuatan
sabun.
2.
Angka Saponifikasi
Angka Saponifikasi adalah angka
yang terdapat pada milligram kalimhidroksida yang digunakan dalam proses
saponifikasi sempurna pada satugram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk
menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak
atau minyak.
3.
Bilangan Iod
Bilangan iod digunakan untuk
menghitung katidakjenuhan minyak atau lemak,semakin besar angka iod, maka asam
lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod menjadi
sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu
tertentu.
BAB III
METODE
KERJA
A.
Alat dan
Bahan
Panci
Pengaduk
Sendok
Pewarna
Gelas
Ukur
Cetakan
Minyak
Kelapa
Minyak
Kelapa Sawit
Minyak Zaitun
Air
NaOH
72,5 gr
B.
Cara
Kerja
1.
Siapkan semua alat
dan bahan. Jangan lupa selalu gunakan safety gears / pengaman.
2.
Ambillah
ü 150
gr (30%) – Minyak Kelapa
ü 150
gr (30%) – Minyak Kelapa Sawit
ü 200
gr (40%) – Minyak Zaitun (Pomace Olive Oil)
ü 145
gr – Air (Deionized / Demineralized / Distilled Water)
ü 72,5
gr – NaOH
3.
Campurkan 150 gr Minyak Kelapa, 150 gr Minyak Kelapa Sawit
dan 200 gr Minyak Zaitun dalam satu wadah.
4.
Encerkan 72,5 gr NaOH dengan
145 gr air. Diamkan beberapa saat sampai larutan mencapai suhu dibawah 40 ̊C. *Selalu masukkan NaOH ke dalam air,
jangan sebaliknya. Jika memasukkan sebaliknya akan memberikan efek gunung
meletus. Berbahaya!
5. Jika
campuran minyak menggumpal maka cairkan terlebih dahulu. Jika tidak ada yang
menggumpal maka tidak perlu dipanaskan.
6.
Ketika suhu larutan
NaOH sudah mencapai sekitar 30-35ºC, tuangkan ke dalam minyak secara perlahan.
7.
Setelah itu aduk
terus-menerus 5 hingga 15 menit, sehingga menjadi adonan sabun. Sembari
menambahkan pewarna sesuai warna yang diinginkan
8.
Taruh adonan pada cetakan.
9.
Diamkan
1 minggu pada suhu ruangan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sabun dapat dibuat dari reaksi antara minyak dan
natrium hidroksida pekat.
2. Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan
(Saponifikasi) anatara basa alkali dengan minyak.
3. Sabun dapat dibuat melalui proses
sederhana tanpa pemanasan, yaitu dengan metode pengadukan.
4. Komposisi utama sabun yaitu NaOH
sebagai basa kuat, serta berbagai minyak (minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
dan minyak zaitun) sebagai lemak.
5. Banyak
sabun merupakan campuran garam natrium dari asam lemak yang dapat diturunkan
dari minyak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium hidroksida) pada
suhu 80-100 ̊C melalui suatu proses yang dikenal
dengan saponifikasi.
B.
Saran
§ Dalam melakukan praktikum seperti di atas, alat
dan bahan yang digunakan harus dipastikan dalam keadaan bersih agar tidak
memengaruhi hasil yang diperoleh nantinya.
§ Konsentrasi
bahan harus tepat.
§ Pembuatan
NaOH dilakukan dengan perhitungan yang tepat sehingga jumlah pemakaian dapat
diketahui
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
http://banaransoap.com/cara-membuat-sabun-mandi-sendiri/
No comments:
Post a Comment